- Umat muslim menjadikan Al-Qur’an sebagai tuntunan hidup. Dengannya, kita bisa lebih memahami, belajar, mensyukuri, dan mengamalkan kandungan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Lantas, bagaimana dengan saudara tunanetra?

Tahukah Sahabat, saat ini ada santri tunantera yang tengah berjuang untuk bisa terus membaca dan menghafal Al-Qur’an? Seperti saudara kita yang berada di Pesantren Tahfidz Tunanetra Sam’an Darushudur.

Pesantren Tahfidz Tunanetra Sam’an Darushudur merupakan suatu lembaga yang memiliki fokus kepedulian dalam hal pendidikan, pemberdayaan, dan pelayanan sosial bagi saudara-saudara tunanetra. Para santri dibimbing untuk dibekali kemampuan bersaing dan bertahan hidup yang diharapkan mampu menjadi modal mereka membangun kemandirian.

Zainal, salah seorang santri di sana, berusaha keras untuk bisa menjadi tahfidz Qur’an. Itulah impiannya. Zainal berhasil menghafal Al-Qur’an hingga 27 Juz dan meraih Juara 3 pada lomba Tahfidz Nasional yang diselenggarakan di Kota Bandung.

Pesantren Tahfidzx Tunanetra Sam’an Darushudur ini sudah berhasil mencetak banyak sekali Hafidz Tunanetra yang berdaya. Banyak di antara mereka menjadi tenaga pengajar yang mampu menebarkan kebermanfaatan untuk masyarakat di sekitarnya.

Namun sayang, sarana dan prasarana di pesantren tersebut masih ada yang jauh dari kata sempurna. Di samping terbatasnya ketersediaan Al-Qur’an Braille, pesantren ini memiliki keterbatasan pula dalam memenuhi kebutuhan operasional penunjang biaya hidup para santri, termasuk kurangnya tenaga pengajar di sana.

Bayangkan, jika kita bersedekah 1 buah Al-Qur’an untuk 1 orang santri hafidz tunanetra, maka setiap ayat yang mereka baca, 10 pahala di antaranya akan menjadi pahala bagi kita. Lantunan ayat yang mereka baca akan menjadi pahala yang berlipat ganda dan terus mengalir bahkan saat kita sudah meninggal kelak.



Sahabat, inilah kesempatan bagi kita memanen kebaikan melalui langkah turut menghadirkan fasilitas yang memadai bagi para santri tunanetra. Jadikan diri kita sebagai perantara Allah Swt. memberikan jalan menggapai impian mereka menjadi seorang Tahfidz Qur’an di tengah keterbatasan yang ada.

Mari hidupkan pelita dalam gulita!